Pesona Menikmati Isi Cawet, Desa Perbukitan nan Indah di Pemalang
Jangan kaget bila cawet juga dijadikan nama sebuah desa di Kabupaten Pemalang. Desa Cawet ini telah tercatat sejak 195 tahun silam. Kalau berkunjung ke sana tak cuma namanya menarik, suasana alamnya pasti juga akan mempesona Anda.
Desa Cawet merupakan satu desa dari 15 desa yang berada di Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang. Dari ibukota Pemalang, desa ini berjarak sekitar 50 km dan berada di ketinggian antara 250 hingga 660 di atas permukaan air laut (dpl).
Saat detikcom menuju ke lokasi Desa Cawet, suguhan pemandangan perbukitan yang asri, dipenuhi dengan hutan pinus langsung menyambut. Desa ini memang berada di antara perbukitan Igir Jahe dan Bukit Bulu. Desa yang berlimpah air dan diapit oleh dua sungai besar yakni Kali Keruh (yang berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan) dan Sungai Polaga.
Sesampai di desa tersebut, detikcom disambut Riswanto, Kepala Seksi Pemerintah desa setempat. Bisa diduga, pertanyaan pertama pasti mengenai nama desa yang unik tersebut.
"Kalau asal usul kenapa dinamakan Cawet, ada beberapa versinya," kata Riswanto, Sabtu (8/2/2020).
Versi yang paling banyak dituturkan secara turun temurun, menurutRiswanto, bahwa nama desa itu memang berhubungan dengan bendacawet atau celana dalam. Dalam versi ini, namacawet diambil dari kata cawing dan tali. Cawing artinya kain penutup (kemaluan) dan tali merupakan pengikat celana.
Nama itu, lanjut Riswanto, diberikan secara tak sengaja oleh Adipati Pemalang saat itu, Adipati Reksodiningrat (Kanjeng Pontang), ketika mengunjungi desa tersebut pada pada tahun 1825. Kedatangan sang adipati untuk menyelesaikan persoalan warga yang enggan memilih pemimpin desa mereka.
"Saat itu, ceritanya Adipati langsung menemui warga yang tengah tandur (menanam padi) di sawah. Dia juga menunjuk langsung salah satu warga yang menggunakan cawing tali sebagai pimpinan desa ini," jelasnya.
Sejak saat itu desa tersebut dipimpin lurah baru yang disebut Ki Lurah Cawing Tali yang memimpin desa dari tahun 1825-1847. "Cawing Tali nama lurahnya, kemudian desanya disebut dengan singkat Cawet dari Cawing dan Tali," katanya.
Desa tersebut terdiri dari lima dusun yakni Dusun Kaliduren, Dusun Karangsempu, Dusun Kramat, Dusun Sipedang dan Dusun Watugajah. Penduduknya mencapai 3.539 jiwa dan kini dipimpin oleh Taufik Saleh, lurah atau kepala desa ke-18 sejak desa itu bediri.
Taufik pernah membuat kampanye Pilkades yang cukup menarik perhatian di medsos saat itu ketika dia membuat tagline, ''Cawetku, Cawetmu dan Cawet Kita Semua'.
Isi Desa Cawet memang mempesona, baik alamnya yang masih asri dan perawan maupun warganya yang sangat ramah dan sopan. Hamparan sawah hijau berundak dan bukit hutan pinus membuat kita betah berlama-lama. Ditambah suasana udara yang segar.
Ada pula sebuah jembatan yang kerap menjadi tempat foto pre-wedding maupun swafoto di kalangan anak muda. Jembatan ini merupakan jembatan gantung yang dibangun 2014 di atas Sungai Polaga. Warga menyebutnya Jembatan Pelangi. Jembatan sepanjang 45 meter dengan lebar 1,5 meter ini menghubungkan Desa Cawet dengan Desa Bodas.
Dari atas jembatan yang dipoles warna-warni ini Anda bisa menikmati pemandangan sungai Polaga dengan bebatuan alami dengan latar perbukitan Bulu dan hamparan sawah di depannya membuat mata semakin dimanjakan dengan suasana pedesaan.