Warga Bongkar Peti Jenazah di RSUD Kota Bogor: Ini Bukan Jasad Ibu Saya! Ini Penjelasan Petugas RSUD
Cerita mengerikan terkait penanganan jenazah pasien Covid-19 terjadi di Bogor, Jawa Barat.
Keluarga korban terkejut lantaran jenazah korban Covid-19 tertukar.
Mereka baru mengetahui jasad ibunda tertukar saat memaksa petugas untuk membuka peti jenazah.
"Jenazah kan katanya gak boleh dilihat, gak boleh, gini-gini. Kita gak mau, kita saklek sekeluarga mau lihat," kata DF, warga Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kemarin.
Dan ternyata, peristiwa mengerikan pun terjadi.
Baca juga: Kronologi Jenazah Sang Ibu Tertukar di RSUD Kota Bogor, di Surabaya Tertukar dengan Jenazah Wanita
Baca juga: Kasus Covid-19 Jakarta Meningkat, Jumlah RW Masuk Zona Merah Bertambah 2 Kali Lipat
Begitu peti jenazah dibuka, jasad yang telah membujur kaku korban Virus Corona di Bogor tersebut bukan orangtuanya.
Almarhum ibunda DF semasa hidup hingga meninggal dunia dirawat di RSUD Kota Bogor.
Sementara itu, Humas RSUD Kota Bogor, Taufik Rahmat, menjelaskan kenapa mayat korban Covid-19 tertukar.
Dia mengatakan, korban meninggal malam hari, sehingga tidak bisa langsung dipulangkan untuk dimakamkan.
"Petugas pemakaman tidak ada kalau sudah malam," ujar Taufik Rahmat.
Dia juga mengakui adanya kelalaian dalam komunikasi antara petugas kamar jenazah dan petugas lainnya yang menerima laporan.
Semula dilaporkan hanya satu orang meninggal, ternyata hari itu lebih dari satu korban Virus Coron di Bogor yang meninggal dunia.
Meski demikian, Taufik menyesalkan sikap petugas yang tidak melakukan pemeriksaan ulang atau lalai dalam mengecek jenazah.
Cerita Jenazah Korban Covid-19 di Bogor Tertukar
Sebuah keluarga asal Leuwiliang, Kabupaten Bogor kaget bukan kepalang saat membuka peti jenazah ternyata bukan sang ibu.
Mereka pun protes ke RSUD Kota Bogor.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (30/12/2020).
Menurut DF, ibunya dirawat di RSUD Kota Bogor lantaran positif Covid-19. Ibunda DF, yakni WT dirawat di ruang isolasi.
Namun, pada Rabu (30/12/2020) pada pukul 00.30 WIB, ibunya menghembuskan nafas terakhir.
Meski demikian, namun petugas ruangan isolasi baru mengabari petugas forensik sekitar pukul 06.00 WIB.
Kemudian mengabari pihak keluarga almarhumah WT untuk mengambil jenazah pada pukul 07.30 WIB.
Namun, pihak keluarga harus menunggu hingga pukul 09.00 WIB.
Jenazah ibunya akhirnya dibawa ke ruang forensik kemudian diserahkan dengan peti jenazah khusus Covid-19.
"Jenazah kan katanya gak boleh dilihat, gak boleh, gini-gini. Kita gak mau, kita saklek sekeluarga mau lihat," katanya.
Saat peti jenazah dibuka, lanjut DF, ia terkejut lantaran di dalam peti tersebut bukan jenazah ibunya, melainkan jenazah pria.
Hal itu pun membuat keluarga DF protes kepada pihak rumah sakit sampai akhirnya jenazah WT bisa diambil keluarga untuk dimakamkan.
"Pas dibuka, ternyata jenazah cowok dan itu bukan keluarga dari kita, itu bukan mama saya," kata DF.
Klarifikasi RSUD Kota Bogor
Humas RSUD Kota Bogor, Taufik Rahmat, menjelaskan, jenazah tidak langsung dipulangkan setelah meninggal karena kendala pemakaman pada waktu dini hari.
"Karena kalau tengah malam tidak ada petugas pemakaman. Kedua, kalau dari warga Kabupaten Bogor seperti kasus ini dari Leuwiliang, petugas pemakaman yang piket saat itu memang satu orang untuk malam. Untuk pemakaman ke lokasi minimal dua orang," terang Taufik Rahmat.
Baca juga: Pedagang Tempe di Kabupaten Bogor Ketahuan Jualan di Pasar Saat Aksi Mogok Bakal Ditegur
Terkait jenazah yang dinilai tertukar ini, kata dia, disebabkan adanya kelalaian komunikasi petugas jenazah dalam memberikan laporan.
Awalnya dilaporkan bahwa ada satu pasien yang meninggal, namun ternyata lebih dari satu orang.
Dia juga menyayangkan bahwa sejumlah petugas tidak mengecek ulang jenazah yang hendak diserahkan kepada keluarganya.
"Sebenarnya bukan tertukar, tetapi pada hari itu ternyata lebih dari satu orang yang meninggal. Akhirnya kita coba perbaiki, kita ikuti tuntutan pihak keluarga," ungkapnya.
Sumber: wartakota