Waspada Lur! Penjual Spring Bed Abal-abal Keliling Kampung Modus Cuci Gudang
Polisi mengungkap penjualan kasur pegas (spring bed)abal-abal bermotif cuci gudang yang kerap keliling kampung. Kasur pegas ini rupanya terbuat dari kardus yang dilapisi kain sehingga mudah jebol.
"Ya kami sudah mengamankan pelakunya dan masih kita dalami kasus ini," kata Kapolsek Pekalongan Selatan, Kompol Basuki, saat ditemui di kantornya, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (04/1/2021).
Polisi menyebut spring bed abal-abal itu diproduksi di Tegal. Pedagang spring bed abal-abal itu diketahui berinisial AS (46, SY (46), dan RM (47) yang juga berasal dari Tegal.
"Ketiganya mengaku dari Tegal dan menjual kasur itu di wilayah Pekalongan," terang Basuki.
Penjual spring bed abal-abal ini diketahui berkeliling dari kampung ke kampung. Basuki mengimbau warga agar tidak mudah tergiur barang yang dijual dengan harga murah.
"Saya mengimbau pada warga masyarakat untuk tidak tergiur dengan harga yang miring dari harga pasaran," pesan Basuki.
Salah seorang warga Kertoharjo, Pekalongan Selatan, Arofatur Rohman (34) mengaku membeli kasur abal-abal itu pada Jumat (1/1) lalu. Kala itu dia membeli satu kasur pegas dengan harga Rp 1,2 juta ditambah dengan embel-embel garansi.
"Awalnya mereka berkeliling kampung sini menawarkan ke saya spring bed. Katanya cuci gudang harga murah Rp 1,2 juta," kata Fatur saat ditemui detikcom di rumahnya.
Fatur mengaku tergiur karena mendapatkan harga murah dan bergaransi tiga tahun lamanya. Dia mengaku membeli kasur pegas itu dengan uang tunai dan barter dengan burung miliknya.
"Ya tergiur apalagi ada tulisannya garansi tiga tahun. Saya tawar untuk dikredit, uang muka Rp 300 ribu. Awalnya dia (penjual) mau. Tapi akhirnya balik lagi yang enam ratus minta ditukar burung milik saya senilai Rp 600 ribu," beber Fatur.
Tak lama usai membeli kasur seharga Rp 900 ribu itu, penjual spring bed itu pergi. Namun, belum ada sehari digunakan, kasur itu langsung jebol usai dipakai anaknya bermain.
"Saya bongkar isinya ya seperti inilah. Tulisan garansi tiga tahun bohong. Saya kejar orangnya sudah menghilang," katanya.
Merasa kecewa, Fatur lalu mencari pedagang spring bed abal-abal itu. Hingga akhirnya pada Minggu (3/1) kemarin, dia menemukan seorang pedagang kasur serupa di wilayah Gapuro, Kecamatan Warungasem, Batang yang tak jauh dari rumahnya.
"Setiap hari saya terus mencari penjual itu. Maklum masih Corona uang susah dicari malah kena tipu," ujar Fatur.
"Mobil saya berhentikan saya nanya harga kasurnya berapa, dijawab Rp 1,2 juta. Istri saya ngidam diantar ke rumah ya," sambungnya.
Fatur menyebut penjual yang dia setop itu berbeda dengan pria yang menjual kasur kepadanya. Setelah merayu penjual tersebut ke rumahnya, Fatur mencoba menawar lagi kasur yang sudah diketahui kasur abal-abal tersebut.
"Saya tawar Rp 300 ribu, penjualnya mau. Warga yang sebelumnya sudah tahu, meminta untuk nurunin kasur lagi satu persatu," tuturnya.
Selanjutnya cerita soal salah paham penjual kasur yang dikira hendak dimassa...
Saat itu tetangga Fatur memang tertarik membeli spring bed dan meminta pedagang untuk menurunkan produknya untuk dilihat. Namun, pedagang kasur itu justru was-was karena takut dimassa dan akhirnya melarikan diri ke Mapolsek Pekalongan Selatan sementara kendaraan bersama barang dagangannya dia tinggalkan begitu saja di rumah Fatur.
"Yang kami inginkan pabrik pembuatanya ditutup agar warga tidak ada yang tertipu lagi terhadap penjualan kasur ini," cetus Fatur.
Kasur pegas (spring bed) abal-abal yang biasa dijual dengan iming-iming cuci gudang. (Foto: Robby Bernardi/detikcom)
Dari kasus ini polisi mengamankan lima kasur dan satu unit pikap bernomor polisi G 1776 QZ yang digunakan untuk mengangkut kasur tersebut. Para pelaku hingga saat ini masih dalam pemeriksaan intensif kepolisian.
Sumber: Detik